Menjadi Programmer
Ada hal yang perlu dipahami jika ingin menjadi programmer. Langkah-langkah yang akan dihadapi oleh programmer tidaklah seperti yang banyak dipikirkan orang. Contohnya ada orang yang ingin mengkomputerisasikan sebuah pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara manual, maka secara otomatis dia akan menghubungi seorang programmer. Dari seorang programmer yang telah di hubungi oleh sipemilik, otomatis harus tercipta pola pikir yang menandakan bahwa dia itu seorang programmer.
Programmer tidak dapat langsung begitu saja untuk mengkompterisasikan perkerjaan yang ada.
Untuk itu programmer minimal harus memiliki pola seperti dibawah ini :
1. Problem Definition.
Disini programmer akan mengumpulkan info dari semua pekerjaan yang akan dikomputerisasikan. Bisa dikatakan setengah dari proyek komputerisasi sudah dijalankan sampai tahap ini selesai. Programmer membutuhkan info mengenai cara kerja sebelum dikomputerisasikan, kemudian programmer juga membutuhkan info mengenai input dan output yang akan dibutuhkan nantinya. Dari kondisi seperti diatas, programmer sudah dapat mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan serta keperluan lain untuk melangkah ketahap programming selanjutnya.
2. Problem Analisys
Setelah kebutuhan dan informasi mengenai input dan output terkumpulkan dan terdokumentasi, baru kemudian dianlisa, apakah prosedur sebelum terkomputerisasi sudah cukup bagus atau ada perubahan. Dalam langkah analisa ini, programmer diharapkan dapat memberikan sebuah percontohan, input dan output yang akan menjadikan bahwa terkomputersasi bukan untuk membuat hal semakin sulit, tetapi sebaliknya akan membuat pekerjaan semakin mudah untuk di kerjakan.
3. Algorithm design and representation
Tahap ini programmer sudah dapat diakatakan melakukan proses coding tapi dengan cara tertulis dan disertai simbol saja, belum bekerja dengan aplikasi pendukung untuk pemrograman. Kenapa tahap ini diperlukan ? Algoritma, selain untuk dapat membantu alur dan cara kerja program yang akan dirancang, algoritma juga digunakan sebagai dokumentasi awal dari program.
Tahap perancangan algoritma ini juga sudah bisa dikatakan meruapakan solusi untuk pekerjaan yang dikomputerisasikan, karena dalam algoritma ini nanti akan terbentuk alur dan cara kerja program, kemudian diakhirnya nanti akan didapatkan output, jika output yang digambarkan memalui algoritma sudah sesuai dengan yang diharapkan maka programmer tinggal menjalani satu langkah lagi saja, tapi jika output tidak sesuai maka, alur dan gambaran program dapat di setting kembali sesuai yang diharapkan.
Algoritma sendiri dapat digambarakan dengan cara : Flowchart ataupun Pseudocode.
4. Coding and Debugging
Tahap ini merupakan tahap terakhir yang dilalui oleh seorang programmer sebelum meluncurkan hasil karya. Dalam tahap ini juga programmer dapat memilih program pendukung untuk merancang aplikasi yang digambarkan melalui algoritma pada tahap sebelumnya.
Didalam tahap coding, programmer melalukan programming dengan software pendukungnya. Karena algoritma sudah ada dan telah dianalisa, maka tahap coding tidak terlalu masalah. Kebanyakan masalah pada tahap ini adalah, bagaimana seorang programmer memahami dan menguasai sebuah program yang digunakan untuk merancang aplikasi yang diinginkan.
Dalam tahap debugging, setelah programmer sudah dalam tahap penyelesaian coding, perlu dilakukan compile.
Compile disini dilakukan untuk mengconvert atau merubah bahasa pemrograman yang dirancang programmer kedalam bahasa yang dimengerti komputer. Disini juga dapat ditemui ada dua error yang sering terjadi pada saat compiling program yang telah dirancang tersebut, error itu adalah Compile-time Errors dan Runtime Errors.
Compile-time errors, adalah kesalahan coding oleh programmer yang menjadikan program tersebut tidak dapat dicompile dengan sukses, sehingga hasil akhir program tersebut belum bisa dijalankan. Untuk error ini, programmer haruslah paham dengan pesan error yang ditampilkan saat peng-compile-an program, sehingga programmer tidak sulit menemukan kesalahan pad program tersebut.
Runtime error. Patut dan harus dipahami, komputer hanyalah menganal bahasa 0 dan 1, untuk itu logika hanya ada 2 yaitu ya dan tidak.
Programmer juga tidak mengetahui program itu setelah dicompile, sehingga jika program sudah dicompile, maka otomatis komputerlah yang mengambil aliih 100%, sedangkan programmer dapat mengatur alur program hanya sampai pada saat compile saja, untuk itu runtime error hanya ditemui jika program sudah dijalankan dan sudah digunakan. runtime error ini juga bisa dikatakan error dari komputer setelah compile. jika error keduanya tidak ditemukan dan proses input dan output sesuai dengan yang diharapkan, maka tuntas sudah aksi dari seorang programmer, jabatan sebagai sorang programmer sudah sisandang, untuk ukuran jago atau tidaknya seorang programmer adalah relatif. yang menilai seorang programmer bisa dari banyak pihak, sehingga jago atau tidaknya programmer belum ada patokannya.
Seorang programmer hanya bisa dinilai dari kemampuannya “BISA ata TIDAK” untuk merancang sebuah program sesuai dengan kebutuhan.
Ada hal yang perlu dipahami jika ingin menjadi programmer. Langkah-langkah yang akan dihadapi oleh programmer tidaklah seperti yang banyak dipikirkan orang. Contohnya ada orang yang ingin mengkomputerisasikan sebuah pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara manual, maka secara otomatis dia akan menghubungi seorang programmer. Dari seorang programmer yang telah di hubungi oleh sipemilik, otomatis harus tercipta pola pikir yang menandakan bahwa dia itu seorang programmer.
Programmer tidak dapat langsung begitu saja untuk mengkompterisasikan perkerjaan yang ada.
Untuk itu programmer minimal harus memiliki pola seperti dibawah ini :
1. Problem Definition.
Disini programmer akan mengumpulkan info dari semua pekerjaan yang akan dikomputerisasikan. Bisa dikatakan setengah dari proyek komputerisasi sudah dijalankan sampai tahap ini selesai. Programmer membutuhkan info mengenai cara kerja sebelum dikomputerisasikan, kemudian programmer juga membutuhkan info mengenai input dan output yang akan dibutuhkan nantinya. Dari kondisi seperti diatas, programmer sudah dapat mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan serta keperluan lain untuk melangkah ketahap programming selanjutnya.
2. Problem Analisys
Setelah kebutuhan dan informasi mengenai input dan output terkumpulkan dan terdokumentasi, baru kemudian dianlisa, apakah prosedur sebelum terkomputerisasi sudah cukup bagus atau ada perubahan. Dalam langkah analisa ini, programmer diharapkan dapat memberikan sebuah percontohan, input dan output yang akan menjadikan bahwa terkomputersasi bukan untuk membuat hal semakin sulit, tetapi sebaliknya akan membuat pekerjaan semakin mudah untuk di kerjakan.
3. Algorithm design and representation
Tahap ini programmer sudah dapat diakatakan melakukan proses coding tapi dengan cara tertulis dan disertai simbol saja, belum bekerja dengan aplikasi pendukung untuk pemrograman. Kenapa tahap ini diperlukan ? Algoritma, selain untuk dapat membantu alur dan cara kerja program yang akan dirancang, algoritma juga digunakan sebagai dokumentasi awal dari program.
Tahap perancangan algoritma ini juga sudah bisa dikatakan meruapakan solusi untuk pekerjaan yang dikomputerisasikan, karena dalam algoritma ini nanti akan terbentuk alur dan cara kerja program, kemudian diakhirnya nanti akan didapatkan output, jika output yang digambarkan memalui algoritma sudah sesuai dengan yang diharapkan maka programmer tinggal menjalani satu langkah lagi saja, tapi jika output tidak sesuai maka, alur dan gambaran program dapat di setting kembali sesuai yang diharapkan.
Algoritma sendiri dapat digambarakan dengan cara : Flowchart ataupun Pseudocode.
4. Coding and Debugging
Tahap ini merupakan tahap terakhir yang dilalui oleh seorang programmer sebelum meluncurkan hasil karya. Dalam tahap ini juga programmer dapat memilih program pendukung untuk merancang aplikasi yang digambarkan melalui algoritma pada tahap sebelumnya.
Didalam tahap coding, programmer melalukan programming dengan software pendukungnya. Karena algoritma sudah ada dan telah dianalisa, maka tahap coding tidak terlalu masalah. Kebanyakan masalah pada tahap ini adalah, bagaimana seorang programmer memahami dan menguasai sebuah program yang digunakan untuk merancang aplikasi yang diinginkan.
Dalam tahap debugging, setelah programmer sudah dalam tahap penyelesaian coding, perlu dilakukan compile.
Compile disini dilakukan untuk mengconvert atau merubah bahasa pemrograman yang dirancang programmer kedalam bahasa yang dimengerti komputer. Disini juga dapat ditemui ada dua error yang sering terjadi pada saat compiling program yang telah dirancang tersebut, error itu adalah Compile-time Errors dan Runtime Errors.
Compile-time errors, adalah kesalahan coding oleh programmer yang menjadikan program tersebut tidak dapat dicompile dengan sukses, sehingga hasil akhir program tersebut belum bisa dijalankan. Untuk error ini, programmer haruslah paham dengan pesan error yang ditampilkan saat peng-compile-an program, sehingga programmer tidak sulit menemukan kesalahan pad program tersebut.
Runtime error. Patut dan harus dipahami, komputer hanyalah menganal bahasa 0 dan 1, untuk itu logika hanya ada 2 yaitu ya dan tidak.
Programmer juga tidak mengetahui program itu setelah dicompile, sehingga jika program sudah dicompile, maka otomatis komputerlah yang mengambil aliih 100%, sedangkan programmer dapat mengatur alur program hanya sampai pada saat compile saja, untuk itu runtime error hanya ditemui jika program sudah dijalankan dan sudah digunakan. runtime error ini juga bisa dikatakan error dari komputer setelah compile. jika error keduanya tidak ditemukan dan proses input dan output sesuai dengan yang diharapkan, maka tuntas sudah aksi dari seorang programmer, jabatan sebagai sorang programmer sudah sisandang, untuk ukuran jago atau tidaknya seorang programmer adalah relatif. yang menilai seorang programmer bisa dari banyak pihak, sehingga jago atau tidaknya programmer belum ada patokannya.
Seorang programmer hanya bisa dinilai dari kemampuannya “BISA ata TIDAK” untuk merancang sebuah program sesuai dengan kebutuhan.